Pendidikan Agama Kristen yang berfokus pada peta dan gambar Allah: PAK yang imagodei
Pendidikan Agama Kristen tidak dilaksanakan di atas dasar sarang penyamun, karena penyamun datang hanya mencuri, menguntungkan diri sendiri, dan membinasakan. Singkirkanlah penyamun-penyamun itu dari bait Allah agar para penyamun (pengaruh sibolis) itu tidak sekituduran di bait Allah (tubuh). Mereka tidak boleh bersama di ranjang, kasur dan bantal di Rumah Tuhan. Maaf saya bicara dalam gaya simbolis.
Kembali kepada topik Pendidikan Agama Kristen yang imagodei (PAK yang imagodei), sebuah istilah yang saya cetuskan di kampung, dan kampung itu namanya "Kampung Pulo" Jakarta Timur. Istilah Pendidikan Agama Kristen yang imagodei (PAK yang imagodei) selanjutnya akan menjadi sebuah judul buku saya (Dr.Yonas Muanley, M.Th.). PAK yang imagodei tentu berbasis kepada sabda-Nya dalam Kejadian yaitu manusia dicipta segambar dan serupa. dengan Allah. Dalam hal ini PAK yang imagodei adalah:
1. PAK yang tidak diskriminatif karena peserta didik adalah ciptaan Allah yang segambar dan serupa
2. PAK yang bersimpuh pada kesadaran bahwa peserta didik adalah milik Tuhan
3. PAK yang tidak menjadikan pesertadidik terbelenggu dalam kilernya pendidik
4. PAK yang tidak mengkerdilkan kretivitas pesertadidik tetapi mengupayakan pengembangan kreativitas
5. PAK yang tidak mengkerdilkan inovasi pesertadidik tetapi mengembangkan inovasi peserta didik.
Jadi PAK yang imagodei adalah PAK yang entrepreneur
Salam PAK Imagodei
Yonas Muanley
Ciri-Ciri Pendidikan Agama Kristen
1.
Mempertemukan siswa dengan Tuhan
yang berbicara melalui firman-Nya
Pendidikan Agama Kristen yang dilaksanakan di sekolah,
gereja dan keluarga mesti bercirikan ini, yaitu mempertemukan manusia muda
(peserta didik) dengan Tuhan yang terus berbicara melalui firman-Nya yang
tertulis. Dalam pengajaran Kristen, Guru Kristen mengajarkan isi Alkitab, isi
Alkitab adalah firman Allah, maka seorang Guru Agama Kristen di sekolah adalah
orang yang memahami firman-Nya dan membuat firman itu menjadi jelas
dipahamioleh siswa. Bila ini terjadi maka siswa mendengar suara Tuhan. Alkitab adalah firman
tertulis, dan melalui firman tertulis itu seseorang mendengar firman TUHAN. Hal
ini menegaskan bahwa tugas pengajaran Kristen bercirikan tugas yang mulia dan
teragung yaitu bagaimana seorang Guru Pendidikan Agama Kristen mempersiapkan
dirinya memahami firman Tuhan secara baik dan mengajarkannya kepada siswa-siswi
di sekolah.
Pengajaran Pendidikan Agama Kristen mempertemukan
kehidupan manusia dalam hal ini anak-anak dengan Firman Tuhan atau dengan Tuhan
Yesus sendiri, yang adalah Firman Yonahes 1:1, “Pada mulanya adalah Firman dan
firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah”. Dalam Injil
Yohanes 1:14, dikatakan bahwa : “Firman itu telah menjadi manusia dan diam
diantara dan kita telah melihat kemulianNya” .
Perjumpaannya dengan Yesus, Sang Firman yang hidup,
melalui pelajaran Agama Kristen di sekolah, banyak siswa yang pada akhirnya
percaya kepada Tuhan Yesus, dan tidak sedikit orang tua yang dahulu menolak
Tuhan Yesus secara terang-terangan, akhirnya mengakui dan memberi diri
dibaptis.
Cara membuat fote note dari Blog
Cara membuat fote note dari blog untuk kepentingan tulisan ilmiah seperti Skripsi, Tesis dan Disertasi:
Tulis nama, judul postingan, alamat postingan, dan tanggal akses.
Contoh 1:
Bila pembaca/pengunjung hendak mengutip dari postingan ini:
Pengajaran Agama Kristen yang bertumpu pada Karya Roh Kudus maka cara
mengutipnya sbb:
1Yonas
Muanley, Pengajaran Agama Kristen yang
Bertumpu pada Karya Roh Kudus (Pneumasentris). http://variabelpak.blogspot.com/2013/05/2-ciri-ciri-pendidikan-kristen-bertumpu.html diakses tanggal, 16 April 2014
Dalam contoh fote note di atas,
hanya dicantumkan angka 1 di depan karena baru satu kutipan, bila lebih maka
nomorisasi fotenote berurut. Mengapa saya cantumkan nama Yonas Muanley karena
pemilik blog ini adalah saya sendiri. Ini diketahui dari Header Blog. Jadi
walaupun dalam postingan artikel tidak menyebutkan nama tetapi yang jelas blog
ini adalah blog pribadi maka penulisnya adalah pemilik blog.
Bila dalam sebuah Blog tidak dicantumkan
nama pemilik blog maka cara penulisanannya adalah Judul Artikel dan diiukti
alamat blog.
Contoh 2:
2Pengajaran
Agama Kristen yang Bertumpu pada Karya Roh Kudus (Pneumasentris). http://variabelpak.blogspot.com/2013/05/2-ciri-ciri-pendidikan-kristen-bertumpu.html diakses tanggal, 16 April 2014
Contoh di atas saya ambil dari yang
pertama, anggaplah judul di atas tidak ada nama penulis.
Apakah bahan dalam blog dapat dijadikan kutipan? Jawabannya
bisa, tentu melihat bobot penulisan dan gelar akademis yang dimiliki pemilik
Blog.
SEMOGA BERMANFAAT
Salam
Dr. Yonas Muanley
2. Pengajaran Agama Kristen Yang Bertumpu pada Karya Roh Kudus (Pneumatosentris)
Postingan ini merupakan kelanjutan dari bahasan ciri-ciri Pengajaran Agama Kristen. Ini berarti Bertumpu pada karya Roh Kudus merupakan ciri kedua dari Pengajaran Agama Kristen. Apa itu ciri Pengajaran Agama Kristen bertumpu pada Roh Kudus atau Pneumatosentris? Perhatikan postingan singkat berikut ini.
Yesus Guru Agung itu berjanji:
“Aku akan meminta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan
kepadamu seorang penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
yaitu Roh Kebenaran ... Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu”. (Yoh.
14:16-17).
“... Kebenaran itu akan memerdekakan kamu”
Pengajaran Agama Kristen
atau Pengajaran Kristen tidak berlangsung dalam kekuatan kemanusiaan
(antroposentris) tetapi lebih bersifat pneumatosentris. Guru-guru yang
menangani pendidikan Agama Kristen melakukan tugas pengajaran berdasarkan
keyakinan akan karya Roh Kudus. Roh Kuduslah yang menuntun setiap guru
menemukan kebenaran Allah yaitu memahami firman tertuylis dan mengajarkannya
kepada peserta didik sehingga peserta didik mengalami perjumpaan ilahi yaitu
bertemu dengan Tuhan. Kedengaran agak aneh, tetapi pertemuan yang dimaksud
adalah setiap orang dapat mendengar firman-Nya, ketika orang mendengar firman
itulah berlangsungan pertemuan dengan Tuhan. Di mana saja dan kapan saja orang
dapat berjumpa dengan Tuhan. Perjumpaan ini hanya dimungkinkan oleh Roh Kudus
yang berkarya dalam diri setiap orang percaya, pendidik kristen, peserta didik
yang Kristen.
Jadi, pengajaran Agama
Kristen bercirikan pada karya Roh Kudus. Kita para guru Kristen, peserta didik
Kristen hanya dapat melangsungkan proses pengajaran Agama Kristen/Pengajaran
Kristen dengan ciri “bertumpu pada Roh Kudus”. Dengan kata lain: Pengajaran Agama Kristen berciri "Pneumatosentris"
Motivasi Belajar
Pendidikan Agama Kristen dalam prosesnya
yaitu ketika dilaksanakan di sekolah sering terjadi bahwa siswa kurang
termotivasi belajar PAK. Sementara motivasi belajar merupakan salah satu
penentu keberhasilan belajar. Artinya bila siswa tidak memiliki motivasi
belajar maka siswa tidak akan berhasil dalam pelajaran Pendidikan Agama Kristen.
Bila dikatakan siswa kurang motivasi belajar tidak berarti bahwa siswa tidak
memiliki potensi motivasi atau dorongan belajar. Setiap orang termasuk siswa
sejak lahir sudah memiliki potensi atau dorongan-dorongan melakukan suatu
aktivitas. Jadi siswa sebenarnya memiliki motivasi hanya saja dalam
kenyataannya motivasi itu belum Nampak, perlu ada pengaruh luar, salah satunya
adalah kreatifitas guru. Dalam hal ini
bila guru PAK kreatif maka akan mempengaruhi motivasi siswa belajar Pendidikan
Agama Kristen.